Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Ibu Ida Susiwanti Sukses Mengembangkan Pruduk Kopi Robusta Di Desa Rempek.

KIM Lingkar Utara – KOPI Robusta Rempek menjadi andalan Ida Susiwanti mengembangkan usahanya. Mantan PMI Malaysia kini bisa dibilang cukup sukses mengembangkan usaha kopi di Desa Rempek, Kabupaten Lombok Utara. Kopi Rempek dipanen para petani ini tidak hanya ditemukan di hotel berbintang di NTB, namun sampai keluar negeri. Senin (13/11/2023).

Kopi yang ia produksi ini justru kopi Robusta yang rasanya original, kopi Robusta ini dipetik dengan cara dipilih seperti yang berwarna merah dipilah-pilah supaya kematangan dan rasa yang di hasilnya benar-benar ciri khas sekali kopi Dayan Gunung, bahkan kopi Ibu Ida ini banyak yang minati di kalangan pencinta Kopi.

“Banyak dari luar negeri yang memesan,” terang ibu tiga anak.

Ida memiliki ilmu tentang kopi. Tidak hanya memproduksi bagaimana kopi rasanya menjadi enak. Namun dia juga mengajarkan para petani bagaimana memanen kopi dengan baik. Sehingga rasa yang dihasilkan cukup enak. Disamping itu, buah kopi saat panen juga tetap banyak. “Saat panen menentukan enak tidaknya kopi,” terang perempuan 37 tahun ini.

Ida terus menambah wawasan tentang kopi. Dia tidak ingin cara lama masih dilakukan para petani pada saat panen. Kopi robusta di Desa Rempek, KLU harus panen disaat buahnya benar-benar matang. Karena jika dipanen masih muda akan mempengaruhi kualitas rasa. “Kalau dipaksa panen saat masih muda rasanya tidak enak,” urainya.

Green bean hingga bubuk kopi dijajakan Ida untuk kopi robusta rempek. Dia memberikan pilihan kepada masyarakat untuk menikmati kopi. “Kita juga siapkan kopi yang sudah di roasting,” ujarnya.

Untuk pemesanan kopi diroasting tergantung selera. Mau medium atau dark. “Rata-rata yang memiliki Cafe kopi kerja sama dengan kita. Mereka ambil kopi di sini,” celetuknya.

Untiuk harga kata dia, tergantung kelas kopi. Mulai dari Rp 60 hingga Rp 150 ribu per kilogram. Biasanya untuk harga Rp 150 ribu per kilogram kopi yang panennya natural. Biji kopi diamkan dulu semuanya matang di pohon. “Kopi yang dipanen paling tidak buahnya matang sekitar 90 persen. Kopi ini tidak kita jual di pasar tradisional,” ucapnya.

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *