Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Produk UD. Bambu Cerah Tembus Pasar Internasional

KIM Lingka Utara – Wardi merupakan promotor UD. Bambu Cerah Dusun Dasan Bangket Desa Bentek Kecamatan Gangga Lombok Utara. Melalu sentra kerajinan Anyaman Bambu, ia sukses menekuni usaha kecil menengah ini hingga memperkerjakan karyawan sebanyak 52 orang. Demikian dituturkannya kepada wartawan media ini pada Rabu (5/7/2023).

Wardi menceritakan ia mulai menekuni usaha anyaman bambu sejak 2016. Dengan prakarsa ia dan beberapa warga setempat akhirnya terbentuk kelompok anyaman bambu yang kini menjadi UD Bambu Cerah. Kelompok dibentuk dengan tujuan untuk mendapatkan binaan dari Dinas Perindagkop dan kerjasama antar pengusaha.

Menurutnya, kini berbagai jenis dan motif produk anyaman bambu yang dihasilkan para penganyam kerajinan bambu setempat seperti Anyaman Bakiq, Topi, Hiasan Lampu, Tudung saji dan produk sejenis lainnya.

Dengan progres UD Bambu Cerah saat ini, ia bersyukur bisa membawa bisnis usahanya berkembang cukup maju. Kesuksesan itu tidak lain karena terbangunnya sinergi dan kerja sama antar warga dusun setempat.

“Alhamdulillah Pemerintah Desa Bentek juga mendukung terutama memfasilitasi kegiatan-kegiatan. Memang kalau kita bicara sejarah, kebetulan anyaman bambu ini ada sejak jaman nenek moyang kami. Sedari kecil kami diajarkan bagaimana cara menganyam dengan baik kemudian teknik membuat anyaman sesuai yang diinginkan. Pengerajin harus ekstra hati-hati dan sabar karena tingkat kerumitan cara menganyam,” jelas Wardi.

Dikatakannya, sejak usaha anyaman bambu terbentuk ia banyak mendapat pesanan dari berbagai pihak seperti hotel, instansi pemerintah maupun instansi swasta. Bahkan saat itu ia sempat kewalahan menerima order karena banjirnya pesanan dari berbagai pihak. Banyaknya orderan itu akhirnya mengharuskannya meminta warga setempat yang sudah mahir membuat anyaman bambu untuk membantu proses membuat produk anyaman.

“Dulu sebelum Covid-19 banyak sekali pesanan dari berbagai hotel dan kantor-kantor untuk minta dibuatkan produk seperti tas, tempat tisue, keranjang dan produk lainnya. Tak hanya itu, banyak pula kegiatan-kegiatan UKM di Lombok Utara yang meminta untuk mementori kegiatan mereka,” kenangnya.

Wardi lantas berharap kedepan Pemkab Lombok Utara mendukung UMKM dan menyelenggarakan event-event Bazar Produk UMKM khas warga Tioq Tata Tunaq sembari mengungkapkan pihaknya tidak mematok harga tinggi.

“Kami tidak menaruh harga yang tinggi biasanya per item ada yang harganya 10.000 sampai 250.000, tergantung jenis serta ukurannya. Kami banyak memasarkan produk terutama di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Tanjung dan Pasar Kayangan. Semoga saja kedepan ada kelonggaran dan bisa menembus pasar internasional. Sebab dulu sebelum gempa 2018 dan Cobid-19 banyak wisatawan dari dalam maupun luar Negeri yang berdatangan,” tuturnya kepada media ini.

Sementara untuk jumlah produksi perhari terbilang terbatas. Terlebih jika yang dibuat anyaman berukuran kecil, pasalnya diperlukan kecermatan dan ketelitian tingkat tinggi.

“Kadang-kadang tangan sampai ke tusuk dan luka kena serpihan bambu tapi ini sudah biasa anggap saja upah,” imbuhnya seraya tertawa.

Terkait pemasaran, pria paruh baya ini memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram, dan Whatsapp untuk promosi. Produk anyaman UD Bambu Cerah telah melanglang buana hingga luar daerah, seperti Jogja, Bali, dan lain-lain bahkan sudah tembus ke luar negeri. Kedepan, pihaknya akan terus mengembangkan kerajinan berbahan dasar bambu itu. (enk).

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *